Sore ini kau telpon aku lagi, jauh dari negeri tirai bambu kau habiskan pulsa untuk bersera-obrol denganku. Hampir se-jam kita bercanda-ria dalam hubungan seluler, kita bercerita tentang kesibukan dan kegiatan masing-masing, dalam obrolan kita senda gurau hingga kau bawa ke arus cerita serius : kau kenang kembali masa lalumu yang kau anggap sangat dilema, namun tersirat rasa penyeselan di dirimu tentang kisah asmaramu dengan seorang pria yang kau anggap sangat istimewa. Kau bercerita tentang kebaikan pria itu dan masa-masa kalian menjalin kemesraan semasa itu, hingga akhirnya kalian terpaksa berpisah dan pria itupun pergi dengan menikahi wanita lain, wanita yang sempat kau kenal dekat dengan pria itu. Di sela-sela kau cerita, hingga kau terbawa tenggelam dalam derai air mata, isak tangismu sangat jelas di suara telpon ini, dalam penyesalan dibalik kenyataan kau sangat sulit untuk melupakan segala karisma dan sifat pria itu, begitu juga sulit mencari pengganti pria itu. Sebagai seorang sahabat yang kau anggap baik, aku mencoba mendengar dan mengerti keadaanmu, dengan menanangkan serta memberi solusi bahwa jalan kita masih panjang dan jauh, untuk apa terlarut dalam kenangan yang sudah usang.
meski kita sudah 8 tahun tidak berkomunikasi lagi tetapi, masih ku simpan foto cantikmu di akun Instagramku. |
0 Response to "Bagaimana aku Mencintaimu ?"
Posting Komentar