Cerita Tragis Kabir Bedi yang Kehilangan Anaknya karena Bunuh Diri

Liputan6.com, India "Tidak peduli seberapa buruk kehidupan, saya sampaikan kepada Siddharth, bunuh diri bukanlah jawabannya. Dia seharusnya tidak menyerah dan mempercayai masa depan yang lebih baik. Kami (keluarga) semua mendampinginya."

Ungkapan kesedihan itulah yang diucapkan Kabir Bedi asal India tentang kematian anak lelakinya karena bunuh diri. Sayang, pesan dari sang ayah tidak menghentikan Siddharth untuk bunuh diri, sebagaimana dilansir The FreePress Journal, Senin (10/9/2018).

Siddharth bunuh diri pada usia 25 tahun. Ia lulus dari Carnegie Mellon University, dengan hasil cumlaude di bidang Teknologi Informasi pada 1994. Ia melanjutkan pendidikan S2-nya. Kurang dari dua tahun kemudian, saat ia menempuh S2 di Chapel Hill di University of North Carolina, Amerika Serikat sesuatu terjadi.

Ia mengalami depresi, yang berujung skizofrenia-- gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Kabir pun menemani anaknya pengobatan dan perawatan di Los Angeles.

Saat ini perawatan jauh lebih baik. Namun, pada saat itu, obat-obatan yang diberikan kepada Siddharth membuatnya merasa pusing. Ia menolak meminum obat. Hingga akhirnya, setiap kali mengobrol dengan anaknya, Kabir tidak tahu dengan siapa ia berbicara. Skizofrenia membuat anaknya telah berubah.

Tulisan ini dalam rangka peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2018 pada 10 September.

 Simak video menarik berikut ini:

Momo Challenge dianggap sangat berbahaya karena meminta penggunanya untuk melakukan sesuatu yang berbau kekerasan, bahkan bunuh diri. Tantangan ini telah tersebar di Argentina, Amerika Serikat, Prancis, dan Jerman.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/health/read/3640524/cerita-tragis-kabir-bedi-yang-kehilangan-anaknya-karena-bunuh-diri

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cerita Tragis Kabir Bedi yang Kehilangan Anaknya karena Bunuh Diri"

Posting Komentar